Waketum Demokrat Salahkan Jokowi yang Memarahi Menterinya
Beritaterakurat.com //Jakarta//~Apa Nggak Ngaca Sih, Pak?*Widodo SP Apr 14, 2022 Partai Demokrat ini memang lucu, nggak hanya kelakuan eks kadernya yang dulu menjabat Menpora tapi gagal dan suka cari perhatian, tapi juga elit pertai yang masih menjabat sampai sekarang.
Jika selama ini kita terhibur oleh kelakuan sosok yang barusan saya singgung, juga kadang-kadang diikuti oleh Mas AHY selaku Ketum Partai Demokrat, kini ada yang mengikuti jejaknya … masih dari kelompok elit partai berlambang Mercy itu.Sebut saja namanya Benny K. Harman, dengan huruf tengah namanya yang saya baru tahu dikenal dengan “Kabur”, dimana saat ini beliau menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat atau orang kedua di bawah AHY dalam struktur partai.
Pepo SBY jangan dihitung ya.Belum lama ini Pak Benny merepons kemarahan Presiden Jokowi terhadap para menterinya yang dianggap kurang becus menangani soal minyak goreng dan bahan bakar minyak, khususnya jenis Pertamax yang mendadak naik sampai kisaran 30 persen.
Begini katanya: _”Dalam sistem presidensial seperti yang kita anut, tidak dikenal menteri bertanggung jawab. Tidak dikenal menteri bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya. Kesalahan menteri adalah tanggung jawab presiden. Kegagalan menteri adalah kegagalan presiden.
Rakyat bisa memberhentikan presiden, DPR dapat meminta presiden diberhentikan, tapi DPR tidak bisa memberhentikan menteri.
“Seolah belum cukup menggurui, lebih lanjut anggota Komisi III DPR ini berkata:“Presiden jangan melemparkan tanggung jawab kepada para menteri pembantunya atas kesalahan yang mereka lakukan. Kesalahan yang dilakukan para menteri pembantu presiden harus diambil alih dan menjadi tanggung jawab presiden. Jika ada menteri yang melanggar UUD atau gagal harus segera diberhentikan dan diganti!”_Kegagalan menteri adalah kegagalan presiden. Kalau menterinya salah, jangan dimarahi tapi langsung diganti. Atau malah mendesam presidennya yang diganti, Pak Benny? Kalau saya pahami, kan seperti itu kira-kira alur berpikirnya, ya kan? Lha apa RI-1 memarahi para menteri, yang bisa dibilang pembantu Presiden, adalah kesalahan fatal atau tindakan yang melanggar hukum?Lebih lucu lagi kalau kita nantinya membaca perbandingan dengan era Presiden SBY, seperti momen nostalgaia yang kerap kita dengar dari kader-kader Partai Demokrat selama ini. Seyakin apa kita kalau SBY nggak pernah memarahi para menterinya atau pengurus partainya selama 10 tahun berkuasa sebagai Presiden RI? Jujur saja … kalau bahasa gaulnya itu … _ai don bilivit!_Menyebut kegagalan menteri sebagai kegagalan presiden, yang disebabkan ulah menteri itu sendiri, bagi saya seperti orang yang mendulang air, lalu cipratannya kena ke muka sendiri.
Apa Pak Benny nggak punya kaca, plus nggak baca berita da pura-pura nggak lihat, sehingga terkesan menyangkal tragedi yang melanda Partai Demokrat pada era SBY?Apakah saking sabarnya Pepo SBY, sehingga ketika para elit partai dan menterinya berulah, hingga melakukan korupsi berjamaah dalam proyek Wisma Atlet di Hambalang, trus mereka lakukan semua itu dengan senyuman?Kalau kegagalan dan kenakalan menteri, yang tak jarang berasal dari kebijakan partai asalnya, seperti dimaklumi dan dianggap sebagai kenakalan biasa tapi Presiden RI yang disuruh bertanggung jawab, berarti harusnya Pepo SBY dan Mas AHY bisa diseret ke penjara dong? Kan anak buahnya nggak cuma menaikkan harga, tapi mengantongi duit yang nggak sedikit dalam kasus-kasus korupsi yang mereka lakukan? Piye, Pak Benny kalau begitu.Lagipula, ini kan era media sosial dan keterbukaan informasi ya.
Ya, suka-suka Pak Jokowi mau memarahi menterinya atau memuji mereka, wong Pak Jokowi itu atasan mereka kok! Para menteri juga sebenarnya kudu bekerja dengan semangat pengabdian untuk kepentingan rakyat, ya kalau perlu dimarahi karena salah, kok Pak Benny sewot? Apakah dulu Anda kepingin jadi menteri tapi nggak kesampaian, yaaa…?
Hahahaha…!Sudahlah, lakukan saja pekerjaan Anda dengan baik, karena Partai Demokrat sendiri kalau tidak hati-hati bisa merosot perolehan suaranya, juga bisa terancam menjadi partai gurem.
Jangan sok pintar menasihati atau menyalahkan Jokowi, karena dulu pas masa Pepo SBY berkuasa, keberanian beliau untuk mengambil keputusan juga cuma seupil, jika dibandingkan dengan Pakdhe Jokowi.☆☆☆