Peringati Hari Lingkungan Hidup dan Jakarta Hajatan Ke-495, Camat Taman Sari dan Tiga Pilar Melakukan Kerja Bakti
Beritaterakurat.com, Jakarta, – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) pada 5 Juni 2022 dan Jakarta Hajatan yang ke-495, Camat Taman Sari, Jakarta Barat beserta jajarannya mulai dari unsur tingkat RT, RW, Kelurahan Pinangsia, Kelurahan Glodok, Pol PP, Sudin LH, PPSU, LMK, FKDM, PKK, Karang Taruna, Damkar, Pedagang PKL Gang Gloria serta Pasar Petak Sembilan bersama Tiga Pilar dan unsur TNI, berkolaborasi melakukan kegiatan kerja bakti di sekitar lingkungan Pasar PKL Gang Gloria dan PKL kawasan pecinaan Petak Sembilan.
Camat Taman Sari, Agus Sulaeman mengatakan selain dua perhelatan besar tersebut, kerja bakti ini juga untuk membuktikan kawasan Pecinan Glodok yang telah ditetapkan sebagai salah satu destinasti kawasan Desa Wisata Indonesia (DWI) oleh Kemenparekraf bisa tampil lebih baik dan layak dijadikan kawasan Pariwisata Internasional.
“Kerja bakti di dua wilayah ini juga dimaksudkan untuk memunculkan kesadaran tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan. Masyarakat disini juga harus sadar bahwa daerah ini sudah menjadi daerah tujuan wisata internasional yang perlu dijaga kelestariannya sehingga wisatawan lokal dan mancanegara merasa aman nyaman karena penataan dan kebersihannya sudah baik,” papar Agus Sulaeman, di lokasi, Minggu (5/6/2022).
Melalui kerja bakti ini, Agus berpesan agar kegiatan ini bisa memunculkan kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sehingga menjadi sebuah kebutuhan bukan semata-mata kewajiban, apalagi di tengah-tengah persaingan dalam menghadapi perubahan-perubahan dunia kepariwisataan yang akan berjalan dengan baik, aman dan nyaman.
Agus Sulaeman berharap, setelah kawasan Gloria dan kawasan pecianan Petak Sembilan ditetapkan sebagai kawasan pariwisata internasional, masyarakat bisa menjaga dan menumbuhkan daerah masing-masing sebagai kota layak wisata. Oleh karenanya, Agus meminta dukungan dari masyarakat dari seluruh tingkat sektoral terkait bagaimana kita membenahi secara bersama-sama dan berkolaborasi sehingga mampu menata lingkungan meski jika tidak ada anggaran.
“Untuk itulah kerja perlu bersama-sama dan berkolaborasi melalui dukungan-dukungan dari masyarakat, para pengusaha dengan dana CSR dan segala macamnya seperti halnya yang sudah kita lakukan,” pungkas Agus Sulaeman. (TK)