

BOGOR – Dana Desa (DD) tahap satu yang di Alokasikan untuk dua lokasi pembangunan Jalan desa Sukajaya, kecamatan Jonggol, kabupaten Bogor, provinsi Jawa barat, diduga bermasalah tidak transparan papan kegiatannya pun tidak ada,
Menurut Warga berinisial H saat memberikan informasi ke awak media. ” pembangunan jalan desa tersebut sampai hari ini masih ada masalah, bahkan ada beberapa warga pekerja belum menerima upah, selain itu ada informasi beredar beton untuk pengecoran pun belum di bayar, “Katanya (29/04),
“Sangat di sayangkan menjelang hari raya idul Fitri, pekerja yang sangat membutuhkan untuk persiapan lebaran. Sampai hari ini upah kerja belum diberikan oleh team pelaksana kegiatan (TPK ) yang notabene nya LPM Desa Sukajaya, “Ucapnya
Aparatur pemerintah RW 04, pas di mintai keterangan via phone seluler. “Saya pun merasa kecewa ketika pelaksanaan pengecoran jalan tersebut, TPK tidak berkordinasi dengan RT atau RW. bahkan lebih parah lagi papan kegiatan pun tidak dipasang, “ungkapnya
Lanjut nya. ”kalau di sini upah sudah di bayar yang belum di bayar mobil yang mengangkut coran dari depan ke lokasi pekerjaan dan tidak ada papan kegiatan saja, kalau di kampung Babakan memang benar ada Harian orang kerja (HOK) yang belum di bayar, Bahakan di lembur sawah pun sama, sampai-sampai pekerjaan yang di lembur sawah untuk upah kerja di Galang dulu sama RW Oyim, “pungkasnya sekaligus menutup phone nya,
Menggali informasi lebih lanjut awak media Beritaakurat.com mendatangi rumah TPK Acep Lesmana, dirinya menjelaskan. mengakui memang betul masih ada kekurangan untuk pembayaran HOK dan material betonisasi, hasil rincian saya sebesar 10,200,000 (sepuluh juta dua ratus),”ujarnya
Dia pun memaparkan.”penyebab tidak cukup nya anggaran, karena terlalu memaksakan pembangunan, dengan volume di kampung Babakan dengan tebal 10 centimeter, lebar 2,5 Meter dan panjang relatif dari pos kebelakang panjang nya 125 meter, di tambah 57 meter dan 25 meter, dianggarkan sebesar Rp. 69,000,000 (enam puluh sembilan juta rupiah).
Sambung nya “kalau lokasi yang di sini sama juga volume nya, tetapi lebih besar memakan anggaran hampir 90 juta lebih. Pasalnya. untuk pekerjaannya menggunakan pengepokan (ongkos mobil membawa material coran ke lokasi) sebanyak 6 mobil molen dengan volume / molenya 6 M3, yang mana Haraga per molenya untuk ngepok sebesar 800 ribu.
Terkait ketebalan yang kurang dari 10 cm dirinya menjelaskan.”Kan warga yang mengerjakan, kecuali pekerjaan tersebut di borongkan ke saya mungkin saya baru full tanggung jawab terkait ketebalan, saya juga tidak menegur warga untuk mengurangi ketebalan, “Jelasnya di sini warga yang ikut bekerja tidak bisa bekerja, “pungkasnya
Menanggapi permasalahan ini LSM GMPK kabupaten Bogor. Jaya angkat bicara, “melihat adanya kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan oleh TPK. yang pertama dengan mendengarkan bukti-bukti hasil pengakuan dari berbagai sumber, TPK sudah melalaikan kewajibannya dalam melaksanakan tugas menjadi team pelaksana kegiatan pekerjaan tersebut,
Sambungnya.”dengan volume yang sama, dengan lokasi berbeda. Terliha Jelas disini adanya permainan yang dilakukan TPK, karna anggaran pengepokan material 6 mobil, per satu mobil hanya memakan biaya 800 ribu, tapi anggaran tersebut sangat jauh perbedaan nya. Dari 69 juta ke 90 juta,
“kami GMPK kabupaten Bogor akan menghitung kembali aitem pekerjaan tersebut dan akan membuatkan RAP (rencan anggaran produksi). Apabila terbukti adanya tindakan yang sifatnya melawan hukum dan merugikan kepada negara, kami GMPK kabupaten Bogor akan langsung melaporkan hal ini ke pihak berwenang agar langsung diproses secara hukum sesuai dengan UUD yang berlaku di negara kesatuan republik Indonesia, Agara memberikan epek jera ke para setiap pelaku. “Tukasnya
(***)